Kuli Tinta Merah

Kakek 89 Tahun Wartawan Tertua di Piala Dunia 2014

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibtxpt08OufwBIxrpv8N6vs0-6F0Jt-8Tx0caD4X-yyYDzlZ-eM0Yu-bOXiFTiF1g_n6Kxqe9i64KAGLJObsUNj-CsT1X5rdW5raIrvYwLK9tz-VwbnZ2y3ro65bUqKO89CxsiVNDiovo/s1600/ee760d1c1474fde7f8f71a96b2452e29_XL.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="221" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibtxpt08OufwBIxrpv8N6vs0-6F0Jt-8Tx0caD4X-yyYDzlZ-eM0Yu-bOXiFTiF1g_n6Kxqe9i64KAGLJObsUNj-CsT1X5rdW5raIrvYwLK9tz-VwbnZ2y3ro65bUqKO89CxsiVNDiovo/s1600/ee760d1c1474fde7f8f71a96b2452e29_XL.jpg" width="400" /></a></div>
<span>Brazil,
 - Meliput perhelatan akbar seperti Piala Dunia memang kebanggaan untuk 
seorang jurnalis, tak terkecuali bagi Hiroshi Kagawa. Meski usianya 
telah menginjak 89 tahun, Kagawa masih tetap bersemangat menuangkan 
laporan dan menulisnya di atas sebuah kertas. <br /> <br /> Wartawan asal 
Jepang itu menjadi wartawan tertua yang meliput gelaran Piala Dunia 2014
 di Brasil. "Aku telah banyak bepergian sejauh ini," kata 
Kagawa,seperti dikutip dari wowkeren.com. <br /> <br /> \"Liputan pertamaku 
adalah di Olympiastadion, Munchen, ketika putaran final Piala Dunia 
1974," ceritanya. \"Sangat jelas dalam ingatanku, Johan Cruyff 
mengenakan oranye dan Franz Beckenbauer putih. Aku merasa bersemangat.\"
 <br /> <br /> Kagawa sudah melakukan liputan Piala Dunia selama sembilan 
kali beruntun. Sempat absen di Piala Dunia 2010, kini ia kembali meliput
 di Brasil, sekaligus menjadi liputannya yang kesepuluh. <br /> <br /> Pria 
yang lahir di Kobe pada tahun 1924 itu dulunya juga pernah mencicipi 
bermain sepakbola. Ia sempat dipanggil membela dinas militer pada 1944, 
jelang berakhirnya Perang Dunia II. <br /> <br /> Selain itu, ia juga sempat
 dilatih menerbangkan pesawat sebagai pilot Kamikaze. "Aku orang yang 
sangat beruntung bisa melarikan diri,\" ujarnya. <br /> <br /> Usai tragedi 
bom di Hiroshima dan Nagasaki, Kagawa kemudian kembali lagi menekuni 
bidang sepakbola, namun sebagai jurnalis. "Sepakbola adalah sesuatu 
yang positif di dunia dan itu adalah sesuatu yang bisa aku lakukan untuk
 membantu Jepang,\" terang Kagawa mengenai pilihannya menekuni dunia 
jurnalistik. <br /> <br /> \"Aku ingin Jepang bergabung dengan tim-tim mapan
 di dunia," katanya. "Lalu menjadi bagian yang lebih besar dari 
sepakbola." <br /> <br /> Harapan Kagawa sedikit demi sedikit mewujud. Tim 
Samurai Biru berhasil lolos untuk pertama kalinya ke putaran final Piala
 Dunia 1998 di Perancis dan menghasilkan pemain-pemain berbakat. "Kala 
itu, kebanggaanku lebih besar daripada yang Anda bayangkan," tuturnya.</span></div>

Kakek 89 Tahun Wartawan Tertua di Piala Dunia 2014

Brazil, - Meliput perhelatan akbar seperti Piala Dunia memang kebanggaan untuk seorang jurnalis, tak terkecuali bagi Hiroshi Kagawa. Me...